Pendahuluan
IB (Infectious Bronchitis) merupakan suatu penyakit viral pada saluran pernapasan ayam yang bersifat akut dan sangat mudah. Penyakit ini tersifat oleh adanya cairan trakea, batuk dan bersin. Faktor pendukung kejadian penyakit ini di Indonesia, adalah umur ayam yang berbeda dalam satu lokasi dengan program vaksinasi terhadap IB yang bervariasi, sistem pemasaran telur dalam egg trays yang berpindah dari suatu peternakan ke peternakan yang lain atau dari satu daerah ke daerah yang lainnya.
Penyebab penyakit ini adalah virus corona yang tergolong single stranded (ss) RNA, family Coronaviridae dan genus Coronavirus. Virus IB umumnya berbentuk bulat, walaupun dapat berbentuk pleomorfik. Virus ini mempunyai envelope dan diameter 90-200 nm. Sejumlah serotipe IB mempunyai struktur antigenik yang berbeda dapat dievaluasi dengan uji netralisasi virus. Meskipun demikian, uji immunofluorecence berbagai serotipe IB tersebut mempunyai suatu grup antigen yang sama.
Berbagai strain virus IB akan menimbulkan efek patologik yang berbeda pada ayam. Virulensi virus IB terhadap saluran reproduksi dan selanjutnya pada produksi telur juga bervariasi, berkisar dari perubahan kerabang tanpa penurunan produksi sampai penuruna produksi 10-50%. Pada umumnya virus IB akan inaktif pada temperatur 560C selama 15 menit dan temperatur 450C selama 90 menit. Virus IB akan mati dengan capat di luar tubuh ayam dan sensitif terhadap berbagai jenis desinfektan (Tabbu, 2000).
Virus IB dapat menyebar secara cepat dari ayam yang satu ke ayam yang lainya dalam satu flok atau kandang. Ayam peka yang ditempatkan dalam satu kandang dengan ayam yang terinfeksi akan menunjukkan gejala sakit dalam waktu 48 jam. Virus IB dapat diisolasi dari trakea, peru, ginjal, dan bursa Fabricius dalam waktu 1-7 hari pasca- infeksi melalui udara. Frekuensi keberhasilan isolasi virus akan menurun sesuai dengan lamanya infeksi dan galur virus IB. meskipun demikian, virus IB dapat diisolasi dari tonsil sekalis dalam waktu 14 minggu dan dari feses dalam waktu 20 minggu pasca-infeksi. Produksi kembali virus IB dapat terjadi dalam tubuh ayam yang telah dinyatakan negative terhadap virus tersebut selama beberapa minggu (setelah ayam tersebut sembuh dari infeksi buatan pada umur sehari). Virus Ib dapat diisolasi dari swab trakea dan kloaka yang dikumpulkan pada ayam umur 19 minggu (Tabbu, 2000).
Penularan dapat terjadi melalui udara yang mengandung partikel virus yang berasal dari hidung dan tenggorokan unggas yang terserang oleh penyakit ini. Ayam yang sembuh masih mengandung virus dalam waktu satu bulan, dan tetap tinggal kebal tetapi tidak sebagai pembawa sifat yang abadi (Akoso, 1993). Sumber infeksi yang terpenting adalah ayam sakit yang mengandung virus IB yang bereplikasi secara tepat dan dikeluarkan dari tubuh, misalnya pada ayam yang baru inffeksi dan ayam yang mengandung virus IB yang berreplikasi akibat faktor tertentu, misalnya pada awal produksi telur. Penularan virus IB dapat juga secara tidak langsung melalui pekerja, alat/perlengkapan peternakan, tempat/peti telur, kandang bekas ayam sakit, bangkai ayam sakit dan roden. Penularan virus IB secara vertikal (melalui telur), dari induk kapada anaknya belum dilaporkan sampai saat ini. Penyakit ini biasanya bersifat endemik pada suatu peternakan tertentu, terutama jika faktor sanitasi/desinfeksi menjadi longgar (Tabbu, 2000).
Gejala klinis
Proses penyakit biasanya berlangsung cepat, demikian juga penularannya. Infeksi dapat bersifak asimptopmatik ataupun menunjukkan gejala gangguan pernapasan atau gejala yang berhubungan dengan abnormalitas pada sistem reproduksi. Di samping itu, dapat juga ditemukan adanya penurunanberat badan yang disertai oleh depresi dan gangguan pertumbuhan yang dapat dihubungkan dengan lesi pada saluran pernapasan ataupun ginjal. Masa inkubasi virus IB sekitar 18-36 jam, tergantung pada dosis virus dan rute infeksi. Infeksi alami biasanya membutuhkan waktu sekitar 36 jam atau lebih.
1. Anak ayam
Gejala klinis yang paling sering muncul pada anak ayam adalah gangguan pernapasan yang ditandai oleh adanya pernapasan melalui mulut (mengih-mengih), batuk, ngorok basah, bersin, dan leleran dari hidung. Mungkin akan terlihat adanya mata yang berair dan kadang-kadang diikuti oleh pembengkakan daerah sinus. Anak ayam akan terlihat lesu dan mungkin bergerombol di bawah pemanas. Konsumsi pakan dan pertambahan berat badan akan menurun drastis.
2. Ayam umur lebih dari 6 minggu dan ayam dewasa
Gejala yang terlihat mirip dengan gejala pada anak ayam walaupun leleran dari hidung lebih jarang ditemukan. Penyakit ini dapat berlangsung tanpa terdiagnosis, kecuali jika ayam dalam kandang diperiksa secara teliti atau diperiksa pada malam hari pada saat ayam tenang sehingga suara ngorok ayam sakit dapat didengar. Ayam pedaging yang terinfeksi dengan virus IB yang bersifat nefropatik dapat terlihat sembuh dari respiratorik, tetapi kan menunjukan gejal kelesuan, bulu berdiri, diare dan peningkatan konsumsi air. Pada kasus IB yang tidak mengalami komplikasi, maka penyakit tersebut dapat berlangsung selama 10-14 hari. Infeksi yang bersifat menyela dapat meningkatkan derajat keparahan dan lama dari penyakit mortalitas, terutama pada ayam pedaging yang dipelihara secara intensif. Pada ayam petelur yang menunjukkan adanya urolitiasis akibat IB, maka biasanya akan terjadi peningkatan angka kematian. Sebaliknya jika urolitiasis tidak disebabkan oleh IB, maka kelompok tersebut akan terlihat sehat.
3. Ayam petelur pada Fase Produksi
Pada ayam petelur dapat diamati adanya 2 macam gejala yang berhubungan dengan gangguan pada system produksi. Derajat penurunan produksi telur biasanya berhubungan dengan periode produksi pada saat serangan virus IB dan galur virus IB yang menyerang ayam. Suatu flok yang terserang virus IB pada awal produksi atau pada saat produksi sedang meningkat atau pada puncak produksi akan mengalami penurunan produksi, yang kadang-kadang dapat lebih dari 50 %. Produksi akan meningkat lagi secara lambat sekitar 6-8 minggu setelah infeksi dan biasanya produksi tidak akan normal lagi seperti yang diharapkan sebelumnya.
Abnormalitas pada kualitas telur, dapat meliputi bagian eksternal maupun internalnya. Warna kerabang pada telur cokelat dapat berubah menjadi pucat, ukurannya dapt lebih kecil dari normal, kerabang menjadi tipis dan mudah pecah. Telur biasanya berbentuk abnormal dapat berbentuk lonjong, asimetrik, kerabang menjadi kasar akibat kalsifikasi yang tidak merata. Pada bagian internal telur dapat diamati adanya albumin tipis menjadi hilang. Chalazae kerapkali sobek sehingga kuning telur terapung bebas dalam putih telur. Perdarahan ukuran kecil dapat ditemukan di dalam albumin atau kuning telur.
Infeksi dengan galur tertentu dari virus IB pada anak ayam umur sehari dapat menghasilkan kerusakan yang permanen pada oviduk sehingga produksi telur akan sangat menurun jika ayam tersebut mencapai fase produksi. Derajat keparahan lesi pada oviduk akan berkurang jika infeksi terjadi pada ayam yang lebih tua dan beberapa galur virus IB bahkan tidak selalu menghasilkan kerusakan pada oviduk walaupun infeksi terjadi pada umur satu hari.
Mordibitas dapat mencapai 100 % dalam waktu beberapa hari setelah infeksi virus IB oleh karena virus tersebut daapat menyebar secara cepat. Mortalitas bervariasi menurut virulensi dari virus tersebut, umur ayam, status kekebalan ayam dan adanya stress, misalnya cuaca atau infeksi sekunder oleh bakteri. Mortalitas yang tinggi biassanya berhubungan dengan galur virus IB yang bersifat nefropatik. Beberapa laporan mengemukakan bahwa kerusakan pada ginjal juga dipengaruhi oleh seks, breed dan keadaan nutrisi pada ayam.
Mortalitas dapat menccapai 25% atau lebih pada anak ayam yang berumur kurang dari 6 minggu. Pada ayam dara ataupun dewasa kematian biasanya tidak ada/sangat kecil. Mortalitas pada anak ayam yang terserang virus IB yang bersifat nefropatik biasanya berkisar antara 0,5-1% per minggu dan mortalitas komulatif dapat mencapai 30%.
Ayam yang baru sembuh dari infeksi alami akan resisten terhadap tantangan strain virus IB yang sama (perlindungan yang bersifat homolog), sedangkan tingkat perlindungan terhadap tantangan galur virus IB yang berbeda (perlindungan yang bersifat heterolog) bervariasi. Factor-faktor yang berpengaruh terhadap mekanisme dan lamanya kekebalan terhadap IB adalah serotype virus IB, virulensi berbagai virus IB dan manifestasi kasus IB yang berbeda, yang membutuhkan suatu tingkat perlindungan yang sesuai dengan kasus tertentu.
Tingkat perlindungan terhadap gejala gangguan pernapasan akibat IB biasanya dievaluasi dalam waktu 3-4 minggu setelah infeksi dengan virus IB atau setelah vaksinasi. Tingkat perlindungan terhadap kematian akibat nefritis juga dipakai sebagai parameter untuk mengetahui adanya perlindungan dari vaksin IB pada peternakan yang mempunyai masalah dengan IB bentuk nefritik. Antibodi asal induk dapat menekan reaksi vaksin dan tingkat keberhasilan vaksinasi jika jenis vaksin vaksin yang dipakai pada ayam komersial sama dengan vaksin yang digunakan pada induk ayam di breeding farm. Antibodi asal induk dapat memberikan perlindungan terhadap tantangan virus IB pada umur 1 hari atau 1 minggu tetapi tidak melindungi jika uji tantang dilakukan pada umur 2 minggu.
Penanggulangan
1. Pengendalian dan Pencegahan
Pengamanan biologis yang ketat dan pelaksanaan aspek manajemen lainnya secara optimal diperlukan untuk menghilangkan factor pendukung/sumber infeksi virus IB. praktek memelihara ayam dari berbagai umur pada satu lokasi perlu diatur sedemikian rupa agar kandang DOC terpisah dari kandang ayam produksi ataupun perbedaan umur satu kekelompok umur lainnya.
Disamping praktek manajemen yang kuat, IB dapat juga dicegah dengan melakukan vaksinasi secara teratur menggunakan gabungan vaksin aktif dan inaktif, vaksin aktif digunakan pada ayam pedaging dan vaksinasi awal pada ayam petelur ataupun ayam pembibit. Vaksin inaktif diberikan pada saat periode 3-4 minggu sebelum periode bertelur. Virus IB dalam vaksin aktif dapat dapat meningkat dalam virulensinya akibat adanya suatu siklus infeksi dalam kelompok ayam tertentu.
Galur vaksin biasanya dipilih dari isolat virus yang dapat mewakili spectrum antigenic dari virus IB yang dapat diisolasi dari suatu daerah atau negara. Gabungan antara vaksin IB aktif dan ND aktif yang banyak digunakan dilapangan akan kurang efektif jika komponen dari virus IB lebih banyak dari virus ND. Hal ini akan menyebabkan adanya hambatan adlam respon terhadap virus IB. Sehubungan dengan perkembangan teknologi pembuatan vaksin yang sangat pesat, maka masalah vaksin aktif gabungan tersebut seharusnya dapat diatur oleh para produsen vaksin. Sebaliknya, hambatan dalam resppon terhadap virus IB belum dilaporkan secara terperinci.
2. Pengobatan
Infeksi dengan virus IB tidak dapat diobati. Pemberian antibiotic/antibakteri hanya ditujukan untuk mengobati infeksi sekunder akibat bakteri atau Mycoplasma, yang kerapkali menyebabkab airsacculitis. Jenis obat yang diberikan biasanya dihubungkan dengan jenis bakteri yang menyebabkan infeksi sekunder yang apat diperkirakan/ditentukan berdasarkan pemeriksaan patologik atau pemeriksaan bakteriologik.
Ayam yang sakit dapat dipotong dan dagingnya boleh dikonsumsi. Sisa pemotongan harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau dikubur. Telurnya jjuga dapat dikonsumsi atau diperdagangkan (Tabbu, 2000). Perbaikan mamajemen untuk menghilangkan fackor pendukung terjadinya IB untuk mengurangi efek penyakit ini perlu dilakukan, misalnya temperatur pemanas yang optimal pada saat brooding, kurangi kepadatan kandang dan kualitas pakan yang ketat. Pengobatan suportif dengan cara pemberian multivitamin atau campuran multivitamin dan elektrolit juga perlu dilakukan untuk mempercepat proses kesembuhan jaringan yang rusak akibat virus IB.
DAFTAR PUSTAKA
Tabbu, C. R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Penyakit Bakterial, Mikal, dan Viral. Volume 1. Kanisius. Yogyakarta.
Akoso, B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Panduan bagi petugas teknis, Penyuluh dan Peternak. Kanisius. Yogyakarta.
0 Comments:
Post a Comment